Jumat, 26 Februari 2010

(علامات الاسم) TANDA-TANDA ISIM


Bismillahir rahmanirrahim…


Alhamdulillah posting kali ini, alfaqir akan melanjutkan perbahasan mengenai

(علامات الاسم) tanda-tanda isim.


Sebagaimana yang terangkum didalam Mutammimah Ajurumiyyah yaitu pengarangnya Syeikh Syamsuddin Muhammad Araa’ini bagi kita mengenal tanda-tanda sesuatu itu Isim adalah melaui 5 (lima) tanda:

فَالاسْمُ يُعْرَفُ بِالإِسْنَادِ إِلَيْهِ بِالْخَفْضِ وَبِالْتَّنْوِيْنِ وَبِدُخُوْلِ الأَلِفِ وَاللاَّمِ وَحُرُوْفِ الْخَفْضِ.

Isim dapat diketahui (dari tanda-tanda berikut) : melalui isnad ilaih, melalui khafadh (huruf akhirnya di-jarkan) dan tanwin, juga dengan menerima alif dan lam, dan huruf khafadh (jar)”.


Secara Ringkasnya alfaqir menerangkan, agar pembaca memahami dengan jelas tentang 5 (lima) tanda-tanda Isim diatas:


Pertama : Isnad atau musnad ilaih.

Isnad atau musnad ilaih antaranya yaitu Fa’il, Mubtada, atau Naibul fa’il. Contohnya :


1- نَصَرَ زَيْدٌ(Zaid telah menolong)

Lafazh نَصَرَ fi’il madhi dan زَيْد menjadi fa’il.

Manakalah lafazh نَصَرَ ini merupakan مسند (Musnad) dan زَيْدٌ adalah مسند إليه (Musnad ilaih).


2- زَيْدٌ مَنْصُوْرٌ (Zaid orang yang ditolong)

Lafazh زَيْدٌ Mubtada dan مَنْصُوْر menjadi khabar.

Manakala مَنْصُوْر ini isim yang musnad dan زَيْدٌ pula adalah Musnad ilaih.


3- نُصِرَ زَيْدٌ (Zaid telah ditolong)

Lafaz نُصِرَ fi’il madhi mabni lil-majhul, sedangkan زَيْدٌ menjadi naibul fa’il .

Maka lafazh زَيْدٌ itu adalah Musnad ilaih-nya.



Kedua: al-Khofadh

Al-Khofadh adalah ibarah daripada Mazhab Kufah, manakalah al-Jarr adalah ibarah dari Mazhab Basrah. Khofadh/Jarr adalah ungkapan tentang kasroh yang ditimbulkan oleh suatu amil ataupun yang mewakilinya. Seperti harokat kasroh yang munsharif (menerima tanwim) pada huruf ra’ pada kata

(بَكْرٍ ) dan (عَمْرٍو ) , contohnya :


مَرَرْتُ بِبَكْرٍ ( Saya melewati Bakr)

هَذَا كِتَابُ عَمْرٍو (Ini adalah buku Amr)


Atau daripada contoh sesuatu yang mengantikan daripadanya kasroh antaranya pada :


- melalui fathah pada isim ghair munsharif (tidak menerima tanwim), seperti : بِجَعْفَرَ .

- Ya Tatsniyah seperti : بِالزَّيْدَيْنْ

- Ya Jamak mudzakkar salim seperti : مِنَ المُؤْمِنِيْنَ dan sebagainya dari hal-hal lainnya.


Ketiga : Melalui tanda Tanwin

* (alfaqir sudah jelaskan diposting terdahulu mengenai tanwin) (klik di sini-التنوين )


Keempat : dengan masuknya Alif dan Lam (ال ) pada awal kata tersebut.

Seperti : (الرِّجُلُ ) (lelaki itu) , (الغُلاَمُ) (anak itu), (البَيْتُ ) (rumah itu) .

Semua kalimat/kata diatas ini adalah isim, kerana masing-masing dari kata awalnya itu diawali dengan (ال ).


Kelima : Huruf Khofadh (Jarr)

Mengenai huruf khofadh/Jarr, alfaqir sudah menjelaskan posting terdahulu yaitu Huruf Jarr dan pembahagiannya, (klik disini bagi mendalaminya-HURUF JARR) maka alfaqir akan memberikan satu contoh daripada huruf jarr sebagai pengulangan yaitu : مِنْ dan إلى .


ذَهَبَ الطَّالِبُ مِنَ الْبَيْتِ إِلَى المَدْرَسَةِ (Pelajar itu pergi dari rumah (menuju) ke Sekolah)


- Maka antara tanda-tanda isim itu adalah huruf Khofadh/Jarr yang masuk pada kalimah isim sebagaiaman contoh diatas.



Wallahu ‘alam ..

1 komentar:

  1. mohon bimbingananya; dalam kalimah bismillahirrohmannirrohim. yg artinya dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang. yg mau sya tanyakan kenapa ada arti kata "menyebut" dalam kalimah bismillah padahal tidak ada lafad "yaqulu" yg bisa diartikan fiil,dari mana kata menyebut itu di ambil? apa ta'rifnya ? wasalam

    BalasHapus

Anda Mungkin Menjejakinya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...