Rabu, 15 Desember 2010

TASYJIIR - KITAB MATAN BINA' WAL ASASI

Klik pada gambar untuk membesarkan

Klik pada gambar untuk membesarkan

p/s: Assalamu'alaikum : Ini adalah tasyjiir (gambar rajah pokok) 35 bab dari Kitab Matan Bina' wal Asasi didalam mempelajari ilmu Shorof. Bagi sesiapa menghendakinya akan tasyjiir ini , maka al-faqir membenarkan ia mengambilnya agar dipermudahkan didalam memahaminya. al-Faqir telah pun menyediakan dua gambaran rajah yang berwarna dan hitam putih. moga bermanfaat & diberkati Allah s.w.t.
-jika ada kekurangan dan teguran .. .alfaqir alu-alukan jazakallah khairan khatsira :)

Kamis, 09 Desember 2010

Bagaimana I'lal اِسْتَقَامَ dan اِسْتِقَامَةً



Terdapat pertanyaan bagaimana perubahan fi’ilاِسْتَقَامَ kepada اِسْتِقَامَةً dari segi wazannya, I’lalnya?

Alhamdulillah, penulis akan menerangkan sedikit point-point berbentuk soal jawap bagi kita mengetahui gambaran umum dan seterusnya kepda penerangan yang perubahan kalimat yang diatas.

1. اِسْتَقَامَ kalimat apa ? kalimat Fi’il
2. Fi’il apa ? fi’il madhi yang yang stulasi mazid yang mu’tal ain.
2. Apa wazannya ? اِسْتَفْعَلَ
3. Jika boleh di tashrif maka harus ditashrifkan:

klik pada gambar



4. Kemudian bina’nya apa ? Ajwaf Wawu

(Ajwaf bermaksud dari segi bahasa adalah “yang berongga” atau “berlubang” kerana kosong huruf yang di tengah (ain fi’il) dari huruf shohih)


1) Penerangan اِسْتَقَامَ


1-Asal, 2- Pindah, 3- Ganti


اِسْتَقَامَ asalnya اِسْتَقْوَمَ mengikut wazan اِسْتَفْعَلَ . Kemudian harokat wawu’ nya اِسْتَقْوَمَ dipindah pada huruf sebelumnya (huruf qaf) kerana :


Menurut Qa’idah : Tentang memindahkan harokat wawu atau wawu ya’ pada huruf sebelumnya yang mati.


Apabila ada wawu atau ya’ berharokat terletak sesudah huruf shohih yang mati (sukun), maka harokatnya harus dipindahkan pada huruf shohih yang mati itu”.
“Apabila harokat yang dipindah itu sesuai dengan wawu atau ya’ , maka wawu atau ya’ itu tetapkan (tidak diganti)”.
“Apabila tidak sesuai maka wawu atau ya’ itu wajib di ganti dengan huruf yang sesuai dengan harokat yang di pindah itu”.




Lalu kemudian wawu pada اِسْتَقَوْمَ diganti alif karena asalnya ia berharokat dan sekarang ia terletak sesudah fathah. Maka menjadi ia اِسْتَقَامَ


Menurut Qa’idah: Tentang menganti wawu atau ya’ dengan alif.


Apabila ada wawu atau ya’ berharokat dan huruf sebelumnya berharokat fathah, maka wawu atau ya’ itu harus di ganti alif”.


Terdapat juga Qa’idah daripada matan al-Alifiyyah Ibn Malik, Halaman 215
فصل في اجتماع الواوِ والياء إلخ. (Pasal pada menjelaskan berkumpulnya wawu dan ya’)


مِنْ وَاوٍ أَوْ يَاءٍ بِتَحْرِيْكٍ أُصِلْ أَلِفًا ابْدِلْ بَعْدَ فَتْحٍ مُتَّصِلْ


2) Penerangan اِسْتِقَامَةً


1-Asal, 2-Pindah, 3-Ganti, 4-Buang alif & Ganti ta' diakhir kalimat


اِسْتِقَامَةً asalnya اِسْتِقْوَامًا mengikut wazan اِسْتِفْعَالاً . Kemudian harokatnya wawu di pindah pada huruf shohih sebelumnya menjadi اِسْتِقَوْامًا kerana :


Menurut Qa’idah : Tentang memindahkan harokat wawu atau ya’ pada huruf sebelumnya yang mati.


Apabila ada wawu atau ya’ berharokat terletak sesudah huruf shohih yang mati (sukun), maka harokatnya harus dipindahkan pada huruf shohih yang mati itu”.
“Apabila harokat yang dipindah itu sesuai dengan wawu atau ya’ , maka wawu atau ya’ itu tetapkan (tidak diganti)”.
“Apabila tidak sesuai maka wawu atau ya’ itu wajib di ganti dengan huruf yang sesuai dengan harokat yang di pindah itu”.


Kemudian lalu wawu pada اِسْتِقَوْامًا diganti alif maka menjadi اِسْتِقَاامًا , maka berkumpullah dua alif , lalau salah satu dari dua alif tersebut dibuang dan diganti dengan ta’ yang diletakkan diakhir kalimat kerana :


Menurut Qa’idah : Tentang Memberi ganti alif dengan ta’ .


Apabila ada fi’il bina’nya ajwaf mengikuti wazan أَفْعَلَ atau اِسْتَفْعَلَ , maka dalam masdarnya wawu atau ya’ nya harus diganti alif, lalu alif itu dibuang dan diberi ganti ta’ yang diletakakn di akhir kalimat”.


Apabila sudah digantikan, maka menjadi ia اِسْتِقَامَةً .




Terdapat juga Qa’idah daripada matan al-Alifiyyah Ibn Malik, Halaman 218
فصل في نقل الحركة إلى الساكن قبلها (pasal memindahkan harokat pada huruf mati sebelunya).


وَمَفْعَلٌ صَحِّحَ كَالْمِفْعَالِ * وَأَلِفِ الإِفْعَالِ واسْتِفْعَالِ
أَزِلْ لِذَا الإِعْلاَلِ والتَّا الْزَمْ عِوَضْ * وَحَدْفُهَا بِالنَّقْلِ رُبَّمَا عَرَضْ


Wallahu ‘alam

P/s : jika ada kesalahan dan kekurangan dari apa yang diatas , sila memberi panduan dan bimbingan kepada alfaqir. Hanya ini yang mampu dan maklumi alfaqir. Sumber rujukkan, sila rujuk kitab : Qawa’idul shorfiyyah, Maqasid Nahwiyyah, Syarah Khailani li tasrifil ‘izzi , Matan alfiyyah ibn Malik.

Senin, 06 Desember 2010

Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah (Karya KH. M. Ma’shum bin Ali)




Kitab الأمثلة التصريفية yang dikarang oleh Syeikh K.H Muhamamd Ma’sum Bin Ali ini menerangkan tentang ilmu sharaf yang dipelajari di Pondok-pondok Pesantren sama ada di Indonesia ataupun di Malaysia. Susunannya yang sistematis dan teratur, sehingga mudah difaham dan dihafal bagi para penuntut ilmu. kitab ini menjadi salah satu bidang study yang tetap dikaji. Di Indonesia kitab ini masyhur dengan julukan “Tasrifan Jombang”. Keagungan kitab ini tak hanya terletak pada ilmu sharaf. Bila diteliti ternyata memuat makna filosofi tinggi.

Pada contoh fi’il tsulasi mujarrad misalnya, keenam kalimat tersebut yaitu :

فَعَلَ- يَفْعُلُ (نَصَرَ – يَنْصُرُ)

فَعَلَ- يَفْعِلُ (ضَرَبَ – يَضْرِبُ)

فَعَلَ- يَفْعَلُ (فَتَحَ – يَفْتَحُ)

فَعِلَ- يَفْعَلُ (عَلِمَ – يَعْلَمُ)

فَعُلَ- يَفْعُلُ (حَسُنَ – يَحْسُنُ)

فَعِلَ- يَفْعِلُ (حَسِبَ – يَحْسِبُ)

Dan terdapat juga dari sistematis susunan keenam kalimat diatas dirangkumi menjadi sebuah nazham yaitu :

فَتْحُ ضَمٍّ فَتْحُ كَسْرٍ فَتْحَتَانِ * كَسْرُ فَتْحٍ ضَمُّ ضَمٍّ كَسْرَتَانِ

Bahkan, ia bukan sahaja mempunyai sistematika penulisan yang unik, malah memiliki filososfi yaitu :

Bahwa “pada awalnya sang santri/penuntut ilmu ditolong oleh orang tuanya (نَصَرَ)(nashara), sesampainya di pondok pesantren ia dipukul dan dididik (ضَرَبَ) (dlaraba). Kemudian setelah tersakiti dari dipukul, maka hatinya akan terbuka (فَتَحَ) (fataha). Seterusnya barulah ia akan menjadi orang yang mengetahui/pintar (عَلِمَ) (‘alima) dan seterusnya menuntut ia agar berbuat baik (حَسُنَ) (hasuna). maka ia berharap masuk surga di sisi Allah swt (حَسِبَ) (hasiba).

Kitab ini yang terdiri dari 60 halaman ini, telah diterbitkan oleh banyak penerbit, yang tidak sulit untuk dimiliki. Kitab yang kecil tetapi manfaat yang besar buat santri/penuntut ilmu dalam mengenal ilmu shorof, moga Allah melimpahkan rahmatNya dan kebaikkan serta redhaNya kepada Penulis kitab Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah (Karya KH. M. Ma’shum bin Ali) di negeri akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.


Anda Mungkin Menjejakinya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...